Kamis, 22 Desember 2016

MENENTUKAN INSTRUMEN, MENYUSUN INSTRUMEN DAN PENGUMPULAN DATA



Makalah ini di sajikan dalam mata kuliah metode penelitian pada semester 5 yang beranggotakan:


Eka Cahya Putriana (1401230663)
Norizatil Hasanah (1401230674)
Akhmad Renaldi (1401230697)
Nur Rahmah (1401230673)
Hariyadi (1401230701)
 
Semoga bermanfaat...



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah penelitian, oleh karena itu, banyak dosen ataupun mahasiswa yang melakukan penelitian dalam pendidikan. Penelitian itu ada yang bersifat  mandiri maupun yang bersifat proyek. Banyak kita lihat penelitian para dosen maupun mahasiswa dilaksanakan dilaboraterium, kelas, bahkan terjun langsung ke lapangan.
Penelitian dipandang sebagai kegiatan yang dilakukan secara sistematik untuk menguji jawaban-jawaban sementara ( hipotesis) tentang permasalahan yang diteliti melalui pengukuran yang cermat terhadap fakta-fakta secara empiris konsep penelitian tersebut lambat laun dapat pula diterima atau diterapkan dalam ilmu-ilmu sosial sekalipun pengukurannya dalam ilmu-ilmu kealaman.
Penelitian pendidikan hendaknya dilaksanakan secara sitematis, logis, dan secara berencana. Secara sistematis artinya berdasarkan pola dan teknik tertentu serta sesuai dengan aturan-aturan ilmiah dalam penelitian pada umumnya. Logis atrinya dilaksanakan berdasarkan logika berfikir ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah dan prinsip- prinsip teori penelitian. Sedangkan secara berencana, yaitu  betul- betul direncanakan secara sengaja tentang apa yang akan diteliti, bagaimana cara meneliti, kapan diadakan penelitian, siapa yang menelitinya, mengapa hal itu diteliti, dimana tempat atau lokasinya penelitian, dan sebagainya.
Atas uraian diatas bahwa penelitian itu penting dan dilaksanakan denga menggunakan kaidah atau aturan yang berlaku serta di buat dengan sistematis, maka dari penulis perlu membahasnya dalam makalah ini, dan penulis hanya membatasi pada pembahasan berkenaan dengan menentukan dan menyususn serta cara pengumpulan data.


B.     Rumusan  Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan metode dan instrument?
2.      Apa saja jenis-jenis metode atau instrument pengumpulan data?      
3.      Bagaimana menentukan metode dan instrument?
4.      Seperti apakah pengadaan instrument, keampuhan instrument, kekeliruan dalam menguji instrument, dan penyediaan tolok ukur?
5.      Apa arti pengumpulan data?
6.      Bagaimana penggunaan metode tes, penggunaan kuesioner, angket, metode interview, observasi dan, dokumentasi? 

C. Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui yang dimaksud dengan metode dan instrument.
2.      Mengetahui apa saja jenis-jenis metode atau instrument pengumpulan data.
3.      Mengetahui cara menentukan metode dan instrument.
4.      Memahami pengadaan instrument, keampuhan instrument, kekeliruan dalam menguji instrument, dan penyediaan tolok ukur..
5.      Mengetahui arti pengumpulan data.
6.      Mengetahui bagaimana penggunaan metode tes, penggunaan kuesioner, angket, metode interview, observasi dan, dokumentasi.










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Metode dan Instrumen
Apabila kita katakan bahwa untuk untuk memperoleh data kita gunakan metode wawancara, maka didalam melaksanakan pekerjaan wawancara ini, pewawancara menggunakan alat bantu, secara minimal alat bantu itu berupa ancer-ancer pertanyaan yang akan ditanyakan sebagai catatan, serta alat tulis untuk menuliskan jawaban yang diterima. Ancer-ancer itu disebut pedoman wawancara, oleh karena pedoman wawancara ini alat bantu, maka disebut instrument pengumpulan data, dengan demikian dalam menggunakan metode wawancara, instrumennya adalah pedoman wawancara. Untuk beberapa metode kebetulan istilah bagi instrumennya memang sama dengan nama metodenya:
Ø Instrument untuk metode tes adalah tes atau soal tes
Ø Instrument metode angket atau kuesionir adalah angket atau kuesionir
Ø Untuk metode observasi adalah check list
Ø Untuk metode dokumentasi adalah pedoman dokumentasi atau juga check list.[1]
Jadi metode adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Sedangkan instrument adalah alat atau fasilitas dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.

B.     Jenis-Jenis Metode atau Instrument Pengumpulan Data
Berbicara tentang jenis-jenis metode dan intrumen pengumpulan data sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi. Dan secara garis besar, maka alat evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu: tes dan non tes.
1.      Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelengenci atau kemampuan bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Ditinjau dari sasaran atau objek yang akan di evaluasi
a.       Tes kepribadian atau personality, yaitu tes untuk mengungkap kepribadian seseorang. Yang di ukur kreativitas, disiplin, kemampuan khusus.
b.      Tes bakat, untuk mengetahui bakat seseorang
c.       Tes intelegenci, untuk mengukur tingkat intelektual seseorang
d.      Tes sikap atau biasa disebut skala sikap, yaitu untuk mengukur sikap seseorang
e.       Tekhnik proyeksi
f.       Tes minat, yaitu untuk menggali minat seseorang
g.      Tes prestasi, yaitu untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.[2]
2.      Angket
Angket atau kuesioner merupakan salah satu tehnik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung. Instrument atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspond oleh responded.[3]
     Karena angket dijawab dan diisi sendiri oleh responded dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responded, maka dalam penyusunan angket perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu :
1.    Sebelum butir-butir pertanyaan atau pernyataan pengantar dan petunjuk pengisian
2.    Butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas, menggunakan kata-kata yang lazim digunakan (populer), kalimat tidak terlalu panjang dan tidak beranak –cucu.
3.    Untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disediakan kolom untuk menuliskan jawaban atau respond dari responded secukupnya.
a.      Dipandang dari cara menjawab, kuisionir ada dua:
1.      Kuesionir terbuka, responden menjawab dengan kalimatnya sendiri
2.      Kusionir tertutup, sudah ada jawaban, responden tinggal memilih
b.      Dipandang dari jawaban yang diberikan:
1.      Kuesionir langsung, responden menjawab tentang dirinya
2.      Kuesionir tidak langsung, responden menjawab tentang orang lain
c.       Dipandang dari bentuknya:
1.      Kuesionir pilihan ganda/tertutup
2.      Kuesionir esian/terbuka
3.      Check list
4.      Rating scale (skala bertingkat) misal dari tingakt setuju sampai sangat tidak setuju.
Keuntungan kuesionir:
a.       Tidak memerlukan hadirnya peneliti
b.      Bisa dibagikan serentak kepada banyak responden
Kelemahan kuesionir:
a.       Responding sering tidak telitiddalam menjawab
b.      Sukar dicari validitasnya
c.       Sering tidak kembali, terutama bila dikirim lewat pos.
Agar responden merasa dihargai maka perlu memberikan surat pengantar yang berisi:
1.      Alamat lengkap dan jabatan responden
2.      Tujuan mengadakan penelitian
3.      Pentignya penelitian dilakukan
4.      Waktu pengisian angket
5.      Ucapan terimaksih
6.      Tanda tangan, nam jelas, dan tanggal pengiriman.[4]
3.      Interviu/Wawancara
Wawancara (interview) merupakan salah satu bentuk tehnik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriftif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka seacara individual. Adakalanya juga wawancara dilakukan secara kelompok, kalau memang tujuannya untuk menghimpun data dari kelompok seperti wawancara dengan suatu keluarga, pengurus yayasan pembina pramuka, dll.[5]
Sebelum melaksanakan wawancara para peneliti menyiapkan instrumen wawancara yang disebut pedoman wawancara (interview guide). Pedoman ini berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang meminta untuk dijawab atau direspond oleh responded. Isi pertanyaan atau pernyataan bisa mencakup fakta, data, pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi, atau evaluasi responded berkenaan dengan dengan fokus masalah atau variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian.
Ditinjau dari pelaksanaanya, maka dibedakan atas:
a.       Interviu bebas, yakni pewwawancara bebas menanyakan apa saja
b.      Interviu terpimpin, yakni menggunakan sederetan pertanyaaan lengkap dan terperinci.
c.       Interviu bebas terpimpin, yakni kombinasi keduanya.[6]
4.      Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa sehingga observasi objek yang diselidiki, disebut observasi langsung. Sedang observasi tidak langung  adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diselidiki, misalnya peristiwa tersebut diamati melalui film, rangkaian slide, atau rangkaian photo. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang yang melakukan observasi (observer) agar penggunaan teknik ini dapat menghimpun data secara efektif berikut ini :
a.       Pemilikan pengetahuan yang cukup mengenai objek yang akan diobservasi.
b.      Pemahaman tujuan umum dan khusus penelitian yang dilaksanakannya.
c.       Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data.
d.      Penentuan kategori pendapatan gejala yang diamati, apakah dengan mempergunakan skala tertentu atau sekedar mencatat frekuensi munculnya gejala tanpa klasifikasi tingkatannya. Sehingga perumusan dengan tegas dan jelas ciri-ciri setiap kategori sangatlah perlu.
e.       Pengamatan dan pencatatan harus dilakukan secara cermat dan kritis, maksudnya diusahakan agar tidak ada satupun gejala yang lepas dari pengamatan.
f.       Pencatatan setiap gejala harus dilakukan secara terpisah  agar tidak saling mempengaruhi.
g.      Pemilikan pengetahuan dan keterampilan terhadap alat dan cara mencatat hasil observasi berikut ini:
-             Catatan anekdot (anecdotal record)
-             Catatan berkala (insidental record)
-             Daftar cek (check list)
-             Skala nilai (rating scale)
-             Peralatan mekanis (mechanical device)
Pelaksanaan teknik observasi dapat dilakukan dalam beberapa cara. Penentuan dan pemilihan cara tersebut sangat tergantung pada situasi objek yang akan diamati berikut ini:


a.      Observasi partisipan dan observasi non partisipan.
Observasi partisipan adalah suatu proses pengamatan bagian dalam dilakukan observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan diobservasi. Observer berlaku sungguh-sungguh seperti anggota kelompok yang akan diobservasi. Sebaliknya, observer yang hanya melakukan pura-pura berpartisipasi dalamkehidupan orang yang akan diobservasi, observasi tersebut dinamakan quasi partisipasi. Apabila observer tidak ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan selaku pengamat, hal itu disebut observasi non partisipan.
b.      Observasi sistematik dan observasi non sistematik.
Observasi sistematik adalah observasi yang diselenggarakan dengan menentukan secara sistematik, faktor-faktor yang akan diobservasi lengkap dengan kategorinya. Dengan kata lain wilayah atau ruang lingkup observasi telah dibatasi secara tegas sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Sebaliknya observasi yang dilakukan tanpa terlebih dahulu mempersiapkan dan membatasi kerangka yang akan diamati, disebut observasi non sistematik.[7]
5.      Dokumenter
Cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian disebut teknik dokumenter atau studi dokumenter. Dalam penelitian kualitatif teknik ini merupakan alat pengumpul data yang utama karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional melalui pendapat, teori atau hukum-hukum yang diterima, baik mendukung maupun yang menolong hipotesis tersebut. Sedang dalam penelitian kuantitatif teknik ini berfungsi untuk menghimpun secara selektif bahan-bahan yang dipergunakan di dalam kerangka atau landasan teori, penyusunan hipotesis secara tajam.[8]
6.      Teknik Komunikasi
Teknik komunikasi adalah cara mengumpulkan data melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data.
Dalam pelaksanaannya dapat dibedakan ke dalam:
a.    Teknik komunikasi langsung, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan interviu sebagai alatnya,
b.    Teknik komunikasi tidak langsung, yaitu teknik pengumpul data dengan mempergunakan angket atau kuesioner sebagai alatnya.
7.      Teknik Pengukuran
Alat pengumpul data berikutnya yang bermaksud mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif adalah teknik pengukuran. Alat-alat pengukuran tersebut dapat disebutkan berikut ini:
a.       Tes : seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang  dengan maksud untuk mendapat jawaban yan dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Persyaratan pokok bagi tes adalah validitas dan reliabilitas. Dua jenis tes yang sering dipergunakan sebagai alat pengukur adalah tes lisan dan tes tertulis.
b.      Daftar inventori kepribadian : daftar ini dimaksudkan  untuk mendapatkan ukuran kepribadian dari objek penelitian. Dalam daftar inventori para subjek diberi bermacam-macam pernyataan yang menggambarkan pola-pola tingkah laku mereka diminta untuk menunjukkan apakah tiap-tiap pernyataan itu merupakan ciri tingkah laku mereka, dengan jalan memebri tanda cek pada jawaban ya, tidak, atau tidak tahu. Skor dihitung dengan jalan menunjukkan jawaban yang sesuai dengan sifat yang diukur oleh peneliti.
c.       Teknik Proyektif: ukuran yang dilakukan dengan meminta seseorang memberikan respon kepada suatu stimulus yang bermakna ganda atau yang tak tersusun, teknik ini disebut proyeksi karena seseorang diharapkan memproyeksikan kebutuhan, keinginan, ketakutan, kecemasannya sendiri ke dalam stimulus tersebut. Peneliti kemudian, mencoba menyusun suatu gambaran menyeluruh tentang kepribadian orang tersebut berdasarkan penafsiran dan tanggapan subjek terhadap stimulus. Teknik proyektif banyak digunakan oleh para ahli ilmu jiwa klinis untuk mempelajari dan menetapkan diagnosa orang yang mendapat gangguan emosional.
d.      Skala : seperangkat nilai angka yang ditetapkan kepada subjek, objek atau tingkah laku dengan tujuan mengukur sifat. Skala biasa digunakan untuk mengukur sifat nilai-nilai dan minat. Macam skala ada empat, yaitu:
1)      Summanted rating scale atau skala libert
2)      Equal appearing intervals atau skala thurstone
3)      Guttman scale atau skala Guttman
4)      Cumulative scales atau skala perbedaan makna dari Osgood
e.       Teknik Sosiometris : dipakai untuk mempelajari organisasi kelompok-kelompok kecil. Prosedur dasarnya dapat berupa permintaan kepada para anggota suatu kelompok  untuk menunjuk pilihan mereka yang pertama, kedua, dan seterusnya menurut kriteria tertentu.
f.       Teknik Dokumenter : cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian disebut teknik dokumenter atau studi dokumenter. Dalam penelitian kualitatif teknik ini merupakan alat pengumpul data yang utama karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional melalui pendapat, teori atau hukum-hukum yang diterima, baik mendukung maupun yang menolong hipotesis tersebut. Sedang dalam penelitian kuantitatif teknik ini berfungsi untuk menghimpun secara selektif bahan-bahan yang dipergunakan di dalam kerangka atau landasan teori, penyusunan hipotesis secara tajam.[9]

C.    Penentuan Metode Dan Instrument
Pemilihan metode dan instrument penelitian sangat ditentukan oleh beberapa hal: yaitu, objek penelitian, sumber data, waktu, dan dana yang tersedia, jumlah tenaga peneliti, dan tekhnik yang akan digunakan untuk mengolah data bila sudah terkumpul. Mungkin saja seseorang ingin sekali mengguakan metode wawancara untuk mengumpulkan data tetapi karena waktu yang tersedia sempit, lalu menggunakan angket. Demikian pula mungkin peneliti ingin menggunakan metode pangamatan memerlukan waktu yang lama dan keterempilan yang memadai.
Selanjutnya secara garis besar, pemilihan metode dan instrum,en pengumpulan data dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
1.      Tujuan penelitian
2.      Sampel penelitian, bila sampel besar, tentu tidak bisa menggunakn angket atau observasi, angket yang lebih cocok.
3.      Lokasi, bila lokasinya luas cocok dengan kuesionir
4.      Pelaksana, bila cukup banyak pelaksanaannya dan responden sedikit, cocok dengan wawancara/ observasi
5.      Biaya dan waktu
6.      Data, bila ingin mengorek pendapat yang lebih dalam maka gunakan wawancara.[10]  
D.    Pengadaan instrumen
Apabila tersedia instrument yang standar, maka peneliti boleh meminjam dan menggunakan untuk mengumpulkan data, beberapa instrument yang sudah standar anatara lain: tes intelegensi, tes minat, tes kemampuan  dasar/bakat, tes kepribadian, dan beberapa tes prestasi belajar.
Bagi instrument yang beu ada di lembaga pengukuran dan penelitian, maka peneliti harus menyusun sendiri, dengan prosedur sebagai berikut:
1.      Perencanaan, yakni meliputi perumusan tujuan, menetukan variable, kategori variable.
2.      Penulisan butir soal, atau itemkuesionir, penyusunan skala, penyusunan  pedoman wawancara.
3.      Penyuntingan, yajni melengkapi instrument dengan pedoman kunci jawaban, dan lain-lain.
4.      Uji coba, baik dalam skal kecil atau besar
5.      Penganalisaan hasil, analisis item, dll
6.      Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik.[11]
E.     Keampuhan Instrumen
Instrument yang baik harus memenuhi dua syarat yaitu valid dan reliable
a.      Valid
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan sesuatu instrument. Sebuah instrument dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang diinginkan, dan dapat mengungakap data dari variable yang diteliti secara tepat. Untuk memperoleh instrument yang valid peneliti harus bertindak hati-hati sejak awal penyusunan, dengan mengikuti langkah-langkah penyusunan instrument.
Ada dua validitas sesuai dengan cara pengujiannya:
1.      Validitas eksternal
Data yang dihasilkan dari instrument itu sesuai dengan data atau informasi lain yang mengenai variable penelitian yang dimaksud.
2.      Validits internal
Dicapai terdapat kesesuian antara bagian-bagian instrument dengan instrumen keseluruahan.
b.      Reliabilitas
Menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data Karen instrument tersebut sudah baik. Instrument yang sudah dipercaya yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Jadi reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat di andalkan. Walaupun beberapa kali di ambil akan tetap sama.
Ada dua reliabilitas yakni reliabilitas eksternal dan internal.
F.     Kekeliruan Dalam Menguji Instrument
Sering mahasiswa keliru menguji keterandalan instrument, kekeliruan berpangkal dari kesalahan menyamakan instruemn angket dengan prestasi belajar. Padahal angket adalah untuk mengetahu pendapat atau fakta, bukan pengukur kemampuan.
G.    Penyediaan Tolok Ukur
Tolok ukur atua kriteria penilaian data merupakan sesuatu yang penting sebelum peneliti bertolok mengumpulkan lapangan. Manfaat tolok ukur:
1.      Untuk menyamakan ukuran bagi pengumpul data agar tidak terpengaruh factor subjektif
2.      Untuk menjaga kestabilan data
3.      Untuk mempermudah peneliti dalam mengolah data.
contoh untuk menilai angket murid:
1.      Identitas murid tidak dinilai tetapi  dicatat:
a.       Nama murid
b.      Jenis kelamid
c.       Umur
2.      Kepandaian tidak dinilai tetapi hanya dicatat:
a.       Rata-rata nilai
b.      Nilai bahasa Indonesia dan Frekuensi tidak naik kelas
H.    Menyusun Instrumen Penelitian
Pada umumnya penelitian akan berhasil apabila banyak menggunakan instrumen, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui intrumen. Instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagai mana adanya. Data yang salah atau yang tidak menggambarkan data empiris bisa menyesatkan peneliti, sehingga kesimpulan penelitian yang ditarik peneliti bisa keliru. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun instrumen penelitian, antara lain :
1.      Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indikator variabel, harus jelas spesifik sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis instrumen yang akan digunakan.
2.      Sumber data/informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika item dalam instrumen penelitian.
3.      Keterampilan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data baik dari keajegan, kesahihan maupun objektivitasnya.
4.      Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas, sehingga peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna pemecahan masalah penelitian.
5.      Mudah dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan.[12]
Ada beberapa langkah umum yang biasa ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian. Langkah-langkah tersebut adalah :
1.      Analisis variabel penelitian, yakni mengkaji variabel menjadi subpenelitian sejelas-jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data yang diinginkan peneliti. Dalam membuat indikator variabel, peneliti dapat menggunakan teori atau konsep-konsep yang ada dalam pengetahuan ilmiah yang berkenaan dengan variabel tersebut, atau menggunakan fakta empiris berdasarkan pengamatan lapangan..
2.      Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel/subvariabel/indikator-indikatornya. Satu variabel mungkin bisa diukur oleh satu jenis instrumen, bisa pula lebih dari satu instrumen.
3.      Setelah ditetapkan jenis instrumennya, peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup materi pertanyaan, abilitas yang diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, waktu yang dibutuhkan. Materi atau lingkup materi pertanyaan didasarkan dariindikator variabel. Artinya setiap indikator akan menghasilkan beberapa luas lingkup isi pertanyaan, serta abilitas yang diukurnya.
4.      Berdasarkan kisi-kisi tersebut lalu peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi.
5.      Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi instrumen, misalnya membuang instrumen yang tidak perlu, menggantinya dengan item yang baru, atau perbaikan isi dan redaksi/bahasany.[13]












BAB IV
PENGUMPULAN DATA

A.    Pengertian Pengumpulan Data
Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah penelitian, akan tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi, terutama apabila peneliti menggunakan metode yang memiliki cukup besar celah untuk dimasuki unsur minat peneliti. Dalam bukunya Sukardi ada empat media untuk mengumpulkan data dalam proses penelitian, keempat media tersebut penggunaannya dapat dipilih satu macam, atau gabuangan antara dua media tersebut, tergantung amcam data yang diharapkan oleh para peneliti. keempat media yang mahsyur itu diantaranya adalah kuesionir, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Mwskipun masih banyak media lainnya lagi.[14]
B.     Penggunaan Tes
Untuk manusia, instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. tes untuk mengukur intelegensi, tes minat, tes bakat khusus.
untuk mengurangi varians kesalahan atau bias yang diperoleh tes, maka:
1.      memberi kesempatan berlatih kepada tester
2.      menggunakan tes lebih dari satu orang, lalu hasilnya dibandingkan
3.      melengkapi insrumen tes dengan manual(pedoman pelaksanaan selengkap dan sejelas mungkin
4.      menciptakan situsi tes sedemikian rupa sehingga membantu taster tidak mudah terganggu oleh lingkungan
5.      memilih situasi tes sebaik-baiknya misalnya bukanmalam minggu
6.      perlu menciptakan kerja sama yang baik dan rasa saling percaya antara tester dengan tester
7.      menetukan waktu untuk mengerjakan tes secara cepat
8.      memperoleh izin dari atasan
C.    Penggunaan Kuesionir Atau Angket
Kuesionir memang metode yang dipilih untuk mengumpulkan data karena ia mempunyai banyak kebaikan, asal cara dan pengadaannya mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam penelitian, diantara prosedur itu adalah:
1.      merusmuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesionir
2.      mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan kuesionir
3.      menjabarklan setiap variabel menjadi subvariabel yang lebih spesisfik dan tunggal
4.      menentukan jenis data yang akan dikumpulkan.
D.    Penggunaan Metode Interview
Sebelum melaksanakan wawancara para peneliti menyiapkan instrumen wawancara yang disebut pedoman wawancara (interview guide). pedoman ini berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang meminta untuk dijawab atau direspond oleh responded. isi pertanyaan atau pernyataan bisa mencakup fakta, data, pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi, atau evaluasi responded berkenaan dengan dengan fokus masalah atau variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian.
secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara:
1.      pedoman wawancara tidak terstruktur, yakni hanya memuat garis besar dari yang ingin dinyatakan, kreativitas pewawancara sangat diperlukan.
2.      pedoman wawancara terstruktur, yakni disusun secara rinci sehingga menyerupai check list jadi pewawancara tinggal membubuhi tanda cek.
untuk itu perlu latihan untuk pewawancara seperti:
1.      pewawancara mempelajari pedoman wawancara dan hal-hal yang berhubungan dengan kondisi wawancara.
2.      calon pewawancara di latih bagaimana menjadi pewawancara yang baik, bagaimana datang, membuka percakapan, mengemukakan maksud, dll



E.     Penggunaan Metode Observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapi denga format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. untuk itu perlu latihan pengamat dengan melalui dua tahap:
1.      mendiskusikan format observasi, memahami apa yang haraus diamati dan bagaimana cara membuat catatan.
2.      latihan mengamati sekaligus mencatat, kegiatan ini berupa simulasi.
dalam melatih penagmatan ini dapat juga dilakukan sebagai berikut:
1.      dua-tiga orang pengamat memegang satu lembar format, mengamati kejadian lalu merundingkannya
2.      melakukan pencatatan dan mendiskusikannya
3.      setelah mendapatkan kesamaan hasil lalu mendiskusikannya
4.      mencari koefisin kesamaan kesepakatan dan keajekan.
5.      mengulangi lagi latihan dan diskusikan lagi ternyata koefisin tersebut masih rendah.
F.     Penggunaan Metode Dokmentasi
Metode di mana untuk mencari data menganai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, lengger, ageda, dll. Dalam menggunakan metode ini peneliti memegang chek list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan. apabila dapat variabel yang dicari maka tinggal memberi tanda cek ditempat yang sesuai.[15]

Sebagai penutup pembahasan ini secara penulis kemukakan hal-hal berikut ini:
Bahwa Alat pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian pendidikan meliputi : angket , skala pendapat atau skala sikap, observasi, daftar check , skala penilaian, kartu skor, analisis dokumen atau analisis isi, wawancara, tes psikologi dan inventori, sosiogram, dan skala jarak sosial.
Berbagai penelitian menggunakan hanya salah satu dari alat-alat tersebut. Penelitian-penelitian lainnya menggunakan kombinasi beberapa alat pengumpulan data. Berapa pun alat yang dipakai, hendaknya para peneliti ( atau calon peneliti) akrab dengan kekuatan dan keterbatasan alat-alat itu, dan senantiasa berusaha mengembangkan keterampilannya dalam menyusun dan menggunakannya secara efektif.
Analisis dan interprestasi data menggambarkan penerapan cara berpikir deduktif dan induktif pada proses penelitian. Data penelitian sering diklasifikasi dengan pembagian menjadi sub-sub kelompok dan kemudian dianalisis dan di sintesis sedemikian rupa sehingga hipotesisnya bisa diterima atau di tolak. Hasil finalnya mungkin berupa prinsip baru atau generalisasi. Data diuji dipandang dari segi perbandingan antara bagian-bagian yang lebih homogen di dalam keutuhan kelompok dan dengan membandingkannya dengan berbagai kriteria luar.
Proses klasifikasi, pemilihan (sorting) dan tabulasi data adalah bagian penting dalam proses penelitian. Dalam berbagai penelitian, petode pemilahan dan tabulasi dengan alat-alat mekanis digunakan utnuk menghemat waktu dan tenaga (dan juga untuk mengurangi kesalahan). Yang paling umum, pemilahan dan tabulasi data dilakukan dengan tangan manusia. Peneliti harus waspada terhadap keterbatasan-keterbatasan dan sumber kesalahan yang “inheren” didalam proses analisis dan interprestasi data.
Apa sajakah keterbatasan-keterbatasan dan sumber-sumber kesalahan didalam analisis dan interprestasi data yang akan dapat menganam keberhasilan suatu penelitian ?
1.      Mengacaukan pernyataan dengan fakta
Kesalahan umum ialah mengacaukan “pendapat” dengan “fakta”. Apa yang dikemukakan individu, mugnkin memang ungkapan jujur mengenai apaa yang dia yakini merupakan fakta. Tetapi pernyataan itu tidak mesti benar. Banyak orang yang jeli pengamatannya, tetapi juga cepat lupa. Tanggung jawab peneliti-lah untuk menela’ah semua pernyataan sesempurna mungkin, sebelum pernyataan tersebut diterima sebagai fakta.


2.      Mengabaikan keterbatasan
Tiap penelitian punya implikasi kelemahan atau keterbatasan tentang kelompok situasi yang digambarkannya : besarnya, kadar representatifnya , dan komposisinya. Lalai menyadaro keterbatasan-keterbatasan itu akan menyebabkan formulasi generalisasinya tidak “dijamin” oleh data yang terkumpul.
3.      Tabulasinya ceroboh dan amatir
Bila orang dihadapkan dengan setumpuk data, maka kesalahan pun menghadang. Menempatkan “jajar-lidi” pada kolom atau lajur yang salah (atau salah menjumlah sederet skor) dapat menyebabkan lemahnya atau tidak validnya data yang sebenarnya sudah dikumpulkan secara cermat. Kesalahannya sering dilakukan oleh para pembantu peneliti ( yang hanya diberi tugas tulis-menulis) yang kemampuannya sangat terbatas (dan perhaatiannya terhadap proyek penelitian tersebut juga tidak beres).
4.      Prosedur statistiknya tidak tepat
Penggunaan prosedur statistik yang “salah pilih” akan menyebabkan kesimpulannya tidak valid. Kesalahan ini boleh jadi disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap statistik atau karena keterbatasan yang memng inheren dalam penerapan suatu prosedur statistik tertentu.
5.      Kesalahan menghitung
Karena manipulasi data statistik sering melibatkan angka-angka yang cukup besar, maka selalu ada saja peluang untuk melakukan kesalahan menghitung (baca : kesalahan pengangka’an). Seorang insinyur, setelah menyaksikan jembatan “buatan”nya hancur berantakan, berkata :”pasti saya telah salah menempatkan satu abgka desimal”. Tidak ada cara untuk benar-benar meniadakan kekhilafan manusia. Tetapi penggunaan alat tabulasi mekanis atau elektronik akan membantu mengurangi kesalahan.


6.      Kesalahan logika
Kategori ini terletak pada pemikiran yang dimiliki oleh peneliti. Asumsi yang lemah,analogi yang tidak tepat, pemutar balikan, sebab dengan akibat mengacaukan hubunganbyang sederhana dengan “hubungan sebab akibat”, lupa menyadari bahwa fenomana kelompok saja tidak bisa digunakan untuk memprediksi tingkah laku atau tindakan individu, lupa mengakui bahwa keseluruh adalah lebih dari jumlah bagian-bagiannya,yakin bahwa frekuensi yang muncul selalu merupakan ukuran pentingnya, dan kesalahankesalahan lainnya adaalah keterbatasan-keterbatasan bagi diporelehnya interprestasi yang akurat.
7.      Bias peneliti secara tidak disadari
Meskipun obyektivitas adalah tujuan akhir penelitian, tetapi hanya beberapa gelintir manusia sajalah yang dapat mencapainya. Selalu ada “godaan” besar untuk menghilangkan bukti yang tidak “menguntungkan” hipotesis dan memberi tekanan berlebihan mepada data yang “menguntungkan” hipotesis. Peneliti yang efektif selalu sadar akan perasaannya dan kemungkinan biasnta. Akan tetapi, sangat perlulah berusaha keraas untuk menegakkan atau memelihara obyektivitas
8.      Kurangnya imajinasi
Kualitas imajinassi kreatif, akan membedakan peneliti yang sebenarnya, dengan pengumpul data. Pengetahun di bidang penelitian, keterampilan dalam prosedur penelitian, pengalaman dan ketrampilan berpikir logis adalah kualitas yang memungkinkan peneliti yang ahli dapat melihat hubungan-hubungan yang luput dari perhatian penganalisis yang kurang ahli. Kemampuan melihat semua implikasi didalam data inilah yang menghasilkan penemuan-penemuan penting.[16]



BAB IV
PENUTUP

A.    Simpulan
Metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data, sedangkan instrument adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data itu. Metode pengumpulan data : tes, angket atau kuesionir, observasi, wawancara, skala bertingkat, dokumentasi, dsb, Instrument penilaian: angket, tes, skala bertingkat, pedoaman wawancara, pedoman, observasi, chec list, dll. Penentuan metode pengumpulan data ditentukan oleh variable, sampel, lokasi, pelaksanaan, biaya, dan waktu.
Agar dalam meneliti memperoleh hasil kesimpulan yang benar, maka data harus benar, untuk itu diperlukan instrument yang baik yakni valid dan reliabel, maka pengadaannya harus melalui prosedur pelaksanaan, penulisan item, penyuntingan, uji coba, dan revisi. Dengan metode apapun pengumpul data haruslah dilatih terlebih dahulu, agar diperoleh data yang sesuai dengan harapan, dan dilaksanakan dengan objektif, tidak dipengaruhi oleh factor hasrat pengamat.













DAFTAR PUSTAKA

Aarikunto, Suharsimi. 2010, Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Syaodih Sukmadinata, Nana. 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Margono, 2010, Metodologi Penelitian Pendidikan,Jakarta: Rineka Cipta.
Faisal, Sanapiah.  Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional.
Sukardi. 2011, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara.


[1] Suharsimi Aarikunto, Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktik,( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), cet-4, hal. 192
[2] Suharsimi Aarikunto, Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktik,( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), cet-4, hal. 194
[3] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2010) hal 219
[4] Suharsimi Aarikunto, Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktik,  hal.198.
[5] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2010) hal 216
[6] Suharsimi Aarikunto, Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktik, hal 198
[7] Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal : 158-181
[8] Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, hal. 158-181
[9] S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, hal. 158-181
[10] Suharsimi Aarikunto, Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktik,( hal 208
[11] Suharsimi Aarikunto, Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktik, hal. 209
[12] Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,  hal. 155-156.
[13] Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,  hal. 157-158.
[14] Sukardi, Metodologi Peneliatian Pendidikan-Kompetensi Dan Praktiknya (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal 75
[15] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik, hal. 265-275
[16] Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan (Surabaya : Usaha Nasional, 1982) hal. 244-246

Tidak ada komentar:

Posting Komentar